Sejarah Asal - Usul Kerajaan Majapahit Lengkap
Kerajaan Majapahit
Sejarah Majapahit adalah kerajaan
Hindu yang terkenal. Pendiri kerajaan adalah Raden Wijaya. Itu dibangun di
hutan Tarik, dekat delta sungai Brantas, Jawa Timur. Majapahit mencapai masa
keemasannya ketika dibiarkan oleh Raja Hayam Wuruk dan menteri utamanya, Gajah
Mada.
Berdirinya Kerajaan Majapahit
Berawal Dari runtuhnya kerajaan Singasari akibat serangan tentara Jayakatwang dari Kediri pada tahun 1292. Dalam pertempuran itu, Jayakatwang dapat menyerbu
ke dalam keratin dan menewaskan Raja Kartanegara sehingga berakhirlah kekuasaan
Singasari. Raden Wijaya, sebagai menantu Kartanegara, bersama-sama dengan
beberapa orang pengikutnya kemudian mengungsi ke Madura untuk minta bantuan
kepada Wiraraja, Adipati Sumenep.Wilayah Majapahit pada waktu itu hampir
sebesar Indonesia saat ini. Munculnya Kerajaan Majapahit terkait erat dengan
Kerajaan Singasari[1].
Dasar Kerajaan Majapahit
Pada 1292 Kerajaan Singasari
diserang, Raja Kertanegara terbunuh. Salah satu menantu Kertanegara. Raden
Wijaya, berhasil melarikan diri bersama istrinya. Mereka menyeberangi selat ke
Madura dan meminta bantuan dari Wiraraja. Beberapa waktu kemudian, Raden Wijaya
disarankan untuk kembali ke Kediri dan berpura-pura menawarkan jasanya pada
Jayakatwang.
Raden Wijaya
Raden Wijaya dengan pengikutnya
diterima baik oleh Wiraraja. Atas nasihat Wiraraja, Raden Wijaya kemudian
menyerahkan diri kepada Jayakatwang dan mengabdi di Kediri. Raden Wijaya selalu
menunjukkan sikap setianya kepada Jayakatwang sehingga mendapatkan kepercayaan.
Kemudian Raden Wijaya mengajukan permohonan untuk membuka hutan tarik dengan
alas an untuk memudahkan perburuan. Jayakatwang memang gemar berburu.
Penebangan hutan Tarik ini dilaksanakan dengan bantuan orang-orang Madura yang
dikirimkan oleh Wiraraja. Dan tempat pemukiman baru ini kemudian menjadi desa
bernama Majapahit. Mengingat letaknya yang strategis , dan tidak begitu jauh
dari Sungai Brantas[2], menarik banyak penduduk dating dan menetap disana.
Orang-orang Madura yang membantu bekerja membuka hutan kemudian juga menetap
didesa itu, sehingga dalam waktu singkat desa baru itu segera menjadi desa yang
ramai. Mengenai nama desa Majapahit itu dalam Pararaton diebutkan bahwa pada
waktu orang-orang Madura itu bekerja melakukan penebangan hutan ada di antara
mereka yang merasa lapar. Ia kemudian masuk ke dalam hutan dan makan buah maja.
Oleh karena berasa pahit, buah maja itu dibuang. Sejak peristiwa itu, desa baru
itu disebut Majapahit.
Buah Maja
Kemudian, Jayakatwang memberi
Raden Wiajaya hutan Tarik sebagai hadiah. Dibantu oleh para pengikutnya, Raden
Wijaya mengembangkan hutan Tarik[3]. Ketika mereka bekerja, salah satu
dari mereka menemukan buah yang disebut 'maja'. Ketika Raden Wijaya mencicipi
buah itu, rasanya sangat pahit, jadi ia menamai desa baru Majapahit (pahit
‘maja’).
Pada tahun 1292, seorang anggota
militer besar dari Cina tiba di Tuban. Pasukan diperintahkan oleh tiga
komandan. Ketika Raden Wijaya mendengar tentang kedatangan pasukan Cina, ia
mengirim seorang utusan untuk memberi tahu mereka bahwa ia bersedia membantu
pasukan Cina. Pasukan Cina berbaris untuk
menyerang Kediri, sementara Raden Wijaya dan pasukannya mengikuti mereka.
Setelah pertempuran hebat, pasukan Jayakatwang menarik kembali ke kota dan
meninggalkan ribuan tentara yang tewas. Kota itu dikepung oleh pasukan Cina
sampai Jayakatwang keluar dan menyerah.
Jayakatwang dan keluarganya serta
beberapa pejabat kerajaan ditahan dan dibawa oleh Tiongkok ke benteng mereka di
Hujung Galuh. Di penjara, Jayakatwang masih berhasil menulis buku puisi bernama
Wukir Polaman. Dia meninggal di penjara. Ardaraja melarikan diri ke pegunungan
tetapi dia ditangkap oleh tentara Tiongkok, kemudian dia dipenjara di Daha[4].
Jayakatwang Meninggal
Raden Wijaya kembali ke Majapahit
dengan ditemani sekelompok tentara Tiongkok. Di Majapahit, tentara Cina
diserang oleh pasukan Wijaya, sehingga pecah perang. Pasukan bantuan Tiongkok
tiba, tetapi mereka ditentang oleh tentara Wiajaya menggunakan taktik gerilya. Pasukan Tiongkok yang terbiasa
bertempur di tempat terbuka termasuk prajurit kuda mereka tidak mampu
mengalahkan para pejuang gerilya di hutan. Banyak dari mereka terbunuh. Komando
Tiongkok menganggap perang itu sia-sia karena mereka telah berhasil menghukum
raja Jawa. Selain itu, angin musim sudah
mulai berubah, jadi jika mereka tinggal terlalu lama mereka tidak akan bisa
kembali ke China pada waktu itu dan harus menunggu angin musim sampai tahun
berikutnya. Karena itu, para komandan tentara Cina memutuskan untuk kembali ke
Cina. Setelah pasukan Cina meninggalkan
Jawa dan raja Kediri, Jayakatwang meninggal, ada kekosongan kekuasaan.
Kekosongan kekuasaan diisi oleh Raden Wijaya dengan menjadi raja Majapahit
untuk menggantikan Singasari. Sebagai raja Majaphit, gelarnya adalah
Kertarajasa Jayawardhana[5].
Raden Wijaya menikahi empat putri
Kertanegara, mereka Tribhuwaneswari, Narendraduhita, Prajnaparamita, dan
Gayatri. Tribhuwaneswari memberikan jenazah ke Jayanegara. Dari Gayatri, Raden
Wijaya mendapatkan dua anak perempuan, Tribhuwanatunggadewi Jaya Wisnuwardhani
dan Rajadewi Maharajasa, sementara dari Narendraduhita dan Prajnaparamita ia
tidak mendapatkan anak. Raden Wijaya menikahi putri-putri Kertanegara untuk
memperkuat posisinya dan memastikan bahwa seluruh Singasari diwariskan
kepadanya. Orang-orang yang setia dan
berjasa dalam perjuangan membangun Majaphit diberi kesempatan untuk menikmati
hasil perjuangan dan diangkat sebagai pejabat tinggi di pemerintahan. Dalam memerintah Majapahit, Wirajaya
mengangkat para pengikutnya yang dulu setia dalam perjuangan. Nambi[6] diangkat
sebagai Patih Majapahit, Lembu Sora sebagai Patih Daha, Arya Wiraraja dan Rangga
Lawe diangkat sebagai bupati Datam, dan komandan pasukan Malayu diangkat
menjadi panglima tertinggi dan diberi gelar, Kebo Anabrang. Nambi dianugerahi
posisi firts-rank dalam hierarki pemerintahan Majapahit, sedangkan Sora diberi
posisi kedua.Pada tahun 1294, Wijaya juga memberikan anugerah kepada pemimpin
Desa Kudadu yang dulu melindunginya saat pelarian menuju Pulau Madura.
Rangga Lawe kecewa dengan raja,
karena bukan dia atau Sora yang diangkat sebagai menteri utama di Majapahit,
sedangkan dia merasa bahwa dia lebih berjasa daripada Nambi. Jadi, dia kembali
ke Tuban dan membangun kekuatannya. Upaya Wiraraja untuk mengembalikan akal
sehatnya gagal. Ternyata menempatkan bahwa di lingkaran kerajaan, ada agitator,
Majapahit.
Pemberontakan
Pada tahun 1295 seorang tokoh
licik bernama Majapahit menghasut Ranggalawe untuk memberontak. Pemberontakan
ini dipicu oleh pengangkatan Nambi sebagai Patih, dan menjadi perang saudara
pertama yang melanda Majapahit. Dia memberi tahu raja bahwa Rangga Lawe akan
memberontak. Untuk menekan pemberontakan, pasukan kerajaan menyerang Rangga
Lawe di Tuban pada tahun 1295. Rangga Lawe dibunuh oleh Kebo Anabrang. Sora,
teman dekat Rangga Lawe, memberikan balas dendam untuk Rangga Lawe dengan menusuk
Kebo Anabrang[7] dari belakang. Setelah Ranggalawe tewas, Wiraraja mengndurkan diri
dari jabatanya sebagai pasangguhan. Ia menagih janji Wijaya tentang pembagian
wilayah kerajaan. Wijaya mengabulkannya. Maka, sejak itu, wilayah kerajaan pun
hanya tinggal setengah. Wilayah majapahit sebelah timur dipimpin oleh Wiraraja
dengan ibu kota di Lamajang (nama-nama Lumajang). Peristiwa itu digunakan sebagai
alasan oleh Mahapatih untuk menghapus Sora[8] dan ke mengusulkan kepada raja untuk
menghukum mati Sora. Raja merasa terlalu sulit baginya untuk memberikan hukuman
mati kepada Sora karena dia cukup berjasa pada kerajaan. Dengan penuh tipu daya, Mahapatih
berhasil mengatur antara tentara kerajaan dan Sora. Pada tahun 1300, terjadi
peristiwa pembunuhan Lembu Sora, paman Ranggalawe. Dalam pemberontakan
Ranggalawe, Sora memihak Majapahit. Namun, ketika Ranggalawe dibunuh dengan
kejam oleh Kebo Anabrang, Sora merasa tidak tahan dan berbalik membunuh
Anabrang. Peristiwa ini diungkit-ungkit oleh Majapahit sehingga terjadi suasana
perpecahan. Pada Puncaknya. Sora dan kedua kawannya, yaitu Gajah Biru[9] dan
jurudemung tewas dibunuh kelompok Nambi dihalaman istana. Setelah itu, Nambi
terpilih sebagai target selanjutnya untuk difitnah oleh Mahapatih yang
menginginkan posisi Amangkubumi (menteri utama). Mendeteksi konspirasi Mahapatih
terhadapnya, Nambi memutuskan untuk pindah dari Majaphit ke Lumajang, dan
alasan yang ia berikan adalah untuk menemui ayahnya yang sakit. Jadi hanya satu
langkah lagi yang tersisa bagi Mahapatih untuk mengarsipkan tujuannya.
Sayangnya, Raden Wijaya meninggal pada tahun 1309 dan dimakamkan di Pura
Sumberjati[10], di selatan Blitar
0 Response to "Sejarah Asal - Usul Kerajaan Majapahit Lengkap"
Post a Comment