Sejarah Perang Suku Dayak terhadap Belanda Jepang Lengkap

Suku Dayak Desa
Suku Dayak Desa ialah suku Dayak yg hidup di Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat. Hidup di Kecamatan Toba dan Meliau. Dari sini, ada kurang lebih 50 kampung yg hidup di sini hingga diwaktu ini. Jumlah orang saat perang ada 11.273 jiwa dan Pang Suma, adalah tokoh dari Dayak ini.


Kalimantan Barat
Pada masa Kolonial Belanda, ada sebuah perang yang bernama Perang Majang Desa. Perang ini dipimpin oleh Pang Suma, & dalam catatan penulis Belanda, diketahui benteng Belanda yg letaknya di Sintang dan Sanggau senantiasa mendapat serangan tanpa henti dari Orang Dayak, sehingga terpaksa mereka tinggalkan dan berkukuh di Pontianak.

Setelah itu terhadap awal pendudukan Jepang di Kalimantan Barat, dua buah perusahaan masuk ke Kalimantan Barat, adalah Nomura di bagian pertambangan & Sumitomo di sektor perkayuan. karena romusha yang diterapkan oleh Jepang, banyak yg mati lantaran perusahaan perkayuan ini. Jepang mempekerjakan dengan cara paksa orang utk menebang pohon dan merakitkan kayu dan dihilirkan entah kemana. demikian juga di sektor pertambangan, di ruang pertambangan itu ada kira kira 10.000 orang & di daerah sekitarnya, merupakan wilayah Batu Tungau, ada lebih kurang 70.000 orang yang bekerja disana, terbanyak adalah Orang Dayak. tidak hanya itu pula tepatnya mengenai dgn histori Mandor, kepada tanggal 23 April 1943 tidak sedikit panembahan & sultan-sultan di Kalimantan Barat tidak sedikit yang diringkus Adapun, Sultan Pontianak & Panembahan Mempawah saja yg dilepaskan, sesudahnya mereka diringkus dan tidak sempat kembali lagi. Ini menciptakan warga Dayak benci pada Jepang. Sultan Pontianak mati dalam penjara; sedangkan anaknya, Pangeran agung & Pangeran Adipati dipenggal kepalanya.

Pada tanggal 13 Mei 1945, anak perempuan Pang Linggan salah satu orang tokoh warga Dayak Desa), yang akan dikawini oleh seseorang mandor Jepang yang bernama Osaki dari pekerja paksa pemotong kayu di Labea Sikucing di daerah Mendawak, sekarang dia di Tayan Hilir. Perkawinan ini tidak diperbolehkan oleh ayahnya, Pang Linggan. pada disaat itu, mereka sedang kerja paksa, mengerjakan kayu di Labea Sikucing. Osaki beram & mengintimidasi kan memancung kepala Pang Linggan. Sehingga akhirnya dia dibunuh duluan oleh pihak Jepang, katanya "lebih baik membunuh duluan" . Rakyat yg tidak tahan oleh diinjak-injak & ditindas Jepang, sehingga mereka bangkit melawan Jepang dgn pimpinan Pang Suma dan Pang Linggan. Menurut catatan Syafaruddin Usman dan Isnawita Din, ada dua orang sejarawan Kalimantan Barat, mereka menuliskan cerita Perang Dayak Desa berawal dari peristiwa Suak Garong. Kejadian ini bermula dari pekerja-pekerja perusahaan kayu SSKK (Sumitomo Shokusan Kabushiki Kaisan) & KKK yg tak mendapat penghasilan yang layak Adapun pada musim itu, sebahagian Orang Dayak yg beruntung mendapat jabatan mandor atau pengawas. Lebih dari itu, mandor ini diperalat & disuruh buat menjadi mata-mata buruh-buruh kasar. 

Buruh-buruh kasar itu dilarang pulang utk bertemu anak-istri. maka pada sebuah hari beberapa orang pekerja pulang ke rumah masing-masing lantaran tidak mampu bekerja karena kelaparan. Mandornya pada dikala itu ialah Orang Jepang, namanya Yamamoto. dirinya digelari Tuan Pentong oleh masyarakat kurang lebih Yamamoto tahu, maka beliau mendatangi kampung itu & memukuli siapa saja yg beliau temui. tetapi yang ada di kampung itu ialah Pang Rontoi, satu orang tua dari kampung itu. ia pukuli Pang Rontoi tapi beruntung Pang Rontoi membalasnya

0 Response to "Sejarah Perang Suku Dayak terhadap Belanda Jepang Lengkap"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel