Asal – Usul Telaga Sarangan Magetan
Asal - Usul Telaga Sarangan
Indah, sejuk dan penuh cerita
menarik, demikianlah kata yang tepat untuk menggambarkan tempat wisata Telaga
Sarangan yang terletak di kaki Gunung lawu, kelurahan Sarangan, Jawa Timur ini.
Danau atau yang biasa disebut telaga ini memiliki luas lebih kurang 30 hektar
dan memiiki kedalamansekitar 30 meter dan hanya berjarak 20 kilometer dari
pusat kota Magetan. Nama lain dari Telaga Sarangan adalah Telaga Pasir. Hal ini
karena berkaitan dengan cerita asal mula Telaga Sarangan[1].
Konon cerita Kyai Pasir (Kyai
Jalilung) dan Kyai Pasir (Kyai Jalilung) adalah pasangan suami istri yang hidup
dihutan Gunung Lawu[2]. Mereka berteduh di sebuah rumah (pondok)
di hutan lereng Gunung Lawu sebelah timur. Pondok itu dibuat dari kayu hutan dan beratapkan dedaunan.
di hutan lereng Gunung Lawu sebelah timur. Pondok itu dibuat dari kayu hutan dan beratapkan dedaunan.
Pada Suatu hari pergillah Kyai
Pasir ke hutan dengan maksud bertanam sesuatu di ladangnya, sebagai mata
pencaharian untuk hidup sehari-hari. Oleh karena lading yang akan
ditanamibanyak pohon-pohon besar, Kyai Pasir terlebih dahulu menebang beberapa
pohon besar itu satu demi satu. Tiba-tiba Kyai Pasir terkejut karena mengetahui
sebutir telur terletak di bawah pohon yang hendak ditebangnya. Diamatinya telur
itu sejenak sambil bertanya dalam hati, telur apa yang ditemukan itu. Padahal
di sekitarnya tidak tampak binatang unggas[3] seekorpun yang biasa bertelur. Tidak
berpikir panjang lagi, Kyai Pasir segera pulang membawa telur itu dan diberikan
kepada istrinya .
Kyai Pasir menceritakan kepda
Nyai tentang penemuan telur itu, sampai dia bawa pulang. Akhirnya kedua suami
istri itu sepakat merebus telur tersebut. Setelah masak, setengah telur tadi
dimakan oleh Kyai pasir . Kyai Pasir Makan telur itu dengan lahapnya . Kemudian
, Kyai Pasir berangkat lagi ke lading untuk meneruskan pekerjaan menebang pohon
dan bertanam[4]..
Saat Perjalanan kembali ke ladang,
Kyai Pasir masih merasakan nikmat telur yang baru saja dimakannya. Namun
setelah tiba di ladang, badannya terasa panas , kaku serta sakit Matanya Berkunang-kunang,
keringat dingin keluar membasahi seluruh tubuhnya. Sakit itu akhirnya rebah ke
tanah. Kyai Pasir sangat kebingungan sebab sekujur badannya kaku dan sakit
bukan kepalang. Kyai Pasir berguling-guling di tanah, berguling ke sana ke mari
dengan dahsyatnya. Hal gaib menimpa Kyai Pasir. Tiba-tiba badannya berubah
wujud menjadi ular naga yang besar , bersungut, berjambang sangat menakutkan.
Ular naga[5] itu brguling ke sana kemari tanpa henti-hentinya.
Nyai pasir yang tinggal di rumah
dan juga makan separuh dari telur yang direbus tadi dan mengalami nasib sama
seperti yang dialami Kyai Pasir. Sekujur badannya menjad sakit, kaku dan panas.
Nyai Pasir menjdai kebingungan, lari ke sana ke mari, tidak karuan.
Akhirnya Nyai Pasir lari ke
ladang bermaksud menemui suaminya untuk meminta pertolongan. Tetapi yang di
jumpai bukannya Kyai Pasir, melainkan seekor ular naga yang besar sekali dan
menakutkan Melihat ular naga yang besar itu Nyai Pasir terkejut dan takut buka
kepalang. Tetapi karena sakit yang semakin parah, Nyai pasir tidak mampu lagi
bertahan dan rebahlah ke tanah. Nyai Pasir mengalami nasib gaib yang sama
seperti yang dialami suaminya. Demikian ia rabah ke tanah, badannya berubah
wujud menjadi seekor ular naga[6] yang besar, bersungut, berjambang, giginya
panjang , dan runcing sangat mengerikan.
Kedua naga itu akhirnya
berguling-guling ke sana ke mari, menggeliat di tanah ladang itu, Hal ini
menyebabkan tanah tempatb kedua naga berguling-guling menjadi berserakan dan
bercekung-cekung seperti di keduk –keduk. Cekungan itu semakin lama semakin laus
dan dalam. Sementara kedua naga besar itu juga semakin dahsyat pula berguling-guling, dan tiba-tiba dari dalam
cekungan tanah yang dalam serta luas itu menyembur air yang besar memancar ke
mana-mana. Dalam waktu sekejap, cekungan itu sudah penuh air dan ladang Kyai
Pasir berubah wujud menjadi kolam besar[7] yang disebut Telaga. Ini oleh
masyarakat setempat dinamakan Telaga Pasir atau Telaga Sarangan , Karena telaga
ini terwujud disebabkan oleh ulah Kyai Pasir dan Nyai Pasir.
Cerita berjudul “ Asal – usul Telaga Sarangan
Magetan”[8] tersebut merupakan salah sat contoh cerita fiksi .teks cerita fiksi
adalah karya sastra yang berisi cerita rekaan atau didasari dengan angan-angan
(fantasi) dan bukan berdasarkan kejadian nyata, hanya berdasarkan imajinasi
pengarang.
Imajinasi pengarang diolah
berdasarkan pengalaman, wawasan, pandangan, tafsiran, kecendikiawan, penilainnya
terhadap berbagai persitiwa , baik peristiwa nyata maupun peristiwa hasil
rekaan semata. [9]
0 Response to "Asal – Usul Telaga Sarangan Magetan"
Post a Comment