Lalu Lintas Perdagangan Dunia sebelum Zaman atau Era Kolonialisme Imperialisme Eropa Lengkap

Perdagangan lewat Jalan Sutra ( Silk Road)
Jauh sebelum bangsa-bangsa Barat memelopori apa yg disebabkan dengan era penjelahan samudera yang setelah itu diikuti era klonialisme-imperialisme, aktivitas perdagangan antarbangsa di dunia telah berlangsung kegiatan perdagangan ini menghubungkan bangsa-bangsa di Asia timur dan Tenggara, wilayah Mediterania, pula Eropa dengan melintasi apa yang disebut Jalan Sutra (The Silk Road).

 

Disebut "Jalan Sutra" sebab terhadap awalnya komoditas penting diperdagankan yakni sutra dari Cina. Dalam perkembangannya, tidak sedikit pula komoditas lain diperdagankan sepanjang rute itu, dengan fasilitas pengangkut penting yaitu unta.
Jalan Sutra dirintis di Cina seputar tahun 139 SM diwaktu Cina bersatu di bawah Dinasti Han. sebagian ahli berpendapat dulu lintas perdagangan itu bahkan telah dimulai sejak 100 tahun sebelum itu. Jalan ini dikenal yang merupakan trayek perdagangan dgn kurun kala paling lama dan dengan jarak paling panjang dalam sejarah manusia, yaitu difungsikan selagi sekitar 1500 tahun bersama panjang 6.400 km.

Tidak hanya para saudagar, rute ini dimanfaatkan juga oleh para diplomat & penjelajah Inggris dan negara-negara Eropa lain dalam perjalanannnya menuju Cina & Jepang.
Jalan Sutra diramaikan tidak saja karena tidak sedikit saudagar Cina yg berdagang di sepanjang jalain itu, melainkan dikarenakan dalam kurun waktu yang sama para pedagang dari Seleukia, Antiokia, Alexandria, & Persepolis--semuanya wilayah taklukan Romawi-- pula terlibat dalam aktivitas perdaganan di sepanjang jurusan jalan Sutra.

Perdagangan melalui Jalan Sutra dimulai di Changan (Xian) di Cina, melewati kota-kota perdagangan di Asia Tengah seperti Samarkand (Uzbekistan) dan kota "sumber air" Kashgar di Cina yang berbatas bersama Tajikistan Kyrgyzstan, & berakhir di Antiokia ataupun konstantinopel (istanbul). Antiokia & Konstantinopel kini menjadi bagian dari Turki. pada disaat ini, Kashgar jadi salah satu kota di Cina mayoritas penduduknya beragama Islam, layaknya pun Ubekistan, Rajikistan, dan Kyrgyzstan.

Perjalanan yang panjang itu terkadang melawati padang rumput yg luas (steppa), yang diselingi alam yang cukup ganas seperti padang gurun Gobi & Takla Makan di Cina. dgn alasan meraih perbekalan, kondisi alam yang keras, juga keamana, para kafilah-saudagar itu kerap berhenti & beristirahat di satu kota atau tempat yang mempunyai sumber air sebelum menyambung perjalanan ke kota-kota lainnya
lalu Lintas Perdagangan Dunia sebelum Era Kolonialisme-Imperialisme Eropa

Bakal tetapi jarang sekali para kafilah ini menempuh perjalanan yg amat sangat jauh. Di beraneka ragam kota yang sudah disinggahi, telah banyak pedagang perantara (middlemen), yg siap menjual beberapa barang ke kota-kota lainnya menjadi telah ada semacam sistem perdagangan berantai.
Komoditas yg diperdagangkan antara lain sutra, emas, batu giok (jade), teh, dan rempah-rempah. hanya beberapa barang mewah semacam itu yang diperdagangkan oleh lantaran jarak yang jaug, biaya tinggi, & lebih sering tidak aman. Cina, contohnya menyuplai Asia Barat dan wilayah Mediterania dengan sutra, sementara rempah-rempah didapatkan dari Asia Selatan.

Kota-kota yang dilewati Jalan Sutra ini beralih bersama cepat menjadi kota perdagangan yg ramai. Kota-kota itu pula jadi pusat ilmu pengetahuan budaya, dan seni. orang-orang dari beraneka latar belakang suku & budaya dan berinteraksi, berbaur, bertukar ide pandangan, & bahkan agama--awalnya agama Budhha & setelah itu Islam. kondisi seperti ini mengijinkan peradaban Eropa, Timur Tengah, dan Asia berinteraksi satu sama lain.

Dalam perkembangannya kemudian para kafilah ini memakai jalur alternatif, ialah rute laut. jurusan laut mula-mula kali dimanfaatkan waktu bangsa Romawi menguasai dunia termasuk juga Dunia Timur. jalur laut ini menghubungkan wilayah Mediterania dan India. jalur laut penting dimulai di Canton (Guangzhou), Cina, melintasi Asia tenggara, Samudera Hindia, dan Laut Merah, setelah itu mencapai Alexandria.

Antara abar kesatu dan abad ke-6 M, banyak kapal dagan, termasuk banyak kapal dagan arab, lalu-lalang melintasi laut Merah & India. beberapa barang yg diperdagangkan dikapalkan di Kota Berenike--nama suatu kota kuno di wilayah Epirus yaitu wilayah Yunani & Albania sekarang-- di sepanjang Laut Merah dan diangkut memakai unta ke daerah pedalaman sampai ke Sungai Nil. Dari situ, perahu-perahu sungai mengangkut beberapa barang tersebut ke Alexandria, dan dari Alexandria diperdagangkan ke seluruhnya wilayah kekaisaran Romawi.

Sejak abad ke-9 M, kala Kekaisaran Romawi runtuh, jalur laut atau maritim dikendalikan leh saudagar-saudagar Arab. Perlahan-lahan, penggunaan Jalan Sutra ditinggalkan. penggunaan jurusan laut lebih mengizinkan terjadinya pengiriman & perdagangan barang dalam jumlah besar & beraneka ragam ragam, sesuatu yang susah dilakukan melalui Jalan Sutra
Jalan Sutra kembali ramai sewaktu kejayaan Kekaisaran Mongol kepada abad ke-13

2 Responses to "Lalu Lintas Perdagangan Dunia sebelum Zaman atau Era Kolonialisme Imperialisme Eropa Lengkap"

Anonymous said...

Bagus Banget Artikelnya

Wisnu Wiryono said...

Thanks Bang

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel