Sejarah Riwayat Candi Cangkuang Lengkap

Candi Cangkuang yaitu satu buah candi Hindu yang terdapat di Kampung Pulo, wilayah Cangkuang, Kecamatan Leles, Garut, Jawa Barat. Candi inilah serta yang perdana kali ditemukan di Tatar Sunda pula ialah satu-satunya candi Hindu di Tatar Sunda. Candi ini terletak bersebelahan bersama makam Embah Dalem Arief Muhammad, satu buah makam kuno pemuka agama Islam yg diakui juga sebagai leluhur warga Desa

Desa Cangkuang dikelilingi oleh empat gunung agung di Jawa Barat, yg antara lain Gunung Haruman, Gunung Kaledong, Gunung Mandalawangi & Gunung Guntur. Nama Candi Cangkuang diambil dari nama desa area candi ini berada. Kata 'Cangkuang' sendiri merupakan nama tanaman sejenis pandan (pandanus furcatus), yang tidak sedikit terdapat di kira kira makam, Embah Dalem Arief Muhammad, leluhur Kampung Pulo. Daun cangkuang mampu difungsikan buat menciptakan tudung, tikar atau pembungkus. Cagar budaya Cangkuang terletak di suatu daratan di tengah danau mungil (dalam bahasa Sunda dinamakan situ), maka untuk mencapai ruangan tersebut lewat rute penting, visitor mesti menyeberang bersama memakai rakit. Aslinya Kampung Pulo dikelilingi seluruh oleh danau, dapat namun saat ini cuma sektor utara yang masihlah berupa danau, sektor selatannya sudah beralih jadi lahan persawahan.


Candi Cangkuang terdapat di suatu pulau mungil yang wujudnya memanjang dari barat ke timur dengan luas 16,5 ha. Pulau mungil ini terdapat di tengah danau Cangkuang, tidak hanya pulau yang mempunyai candi, di danau ini terdapat serta dua pulau yang lain degan ukuran yang lebih kecil.
area danau Cangkuang ini topografinya terdapat terhadap satu lembah yang subur dikelilingi pegunungan : Gunung Haruman di sebelah timur - utara, Pasir Kadaleman di timur selatan, Pasir Gadung di sebelah selatan, Gunung Guntur di sebelah barat-selatan, Gunung Malang di sebelah barat, Gunung Mandalawangi di sebelah barat-utara, pun Gunung Kaledong di sebelah utara.
Candi ini mula-mula kali ditemukan kepada tahun 1966 oleh tim peneliti Harsoyo & Uka Tjandrasasmita berdasarkan laporan Vorderman dalam buku Notulen Bataviaasch Genotschap terbitan tahun 1893 tentang adanya satu buah arca yang rusak pula makam kuno di bukit Kampung Pulo, Leles. Makam & arca Syiwa yang dimaksud benar-benar diketemukan. kepada awal penelitian kelihatan adanya batu yang yaitu reruntuhan satu buah bangunan candi. Makam kuno yang dimaksud yaitu makam Arief Muhammad yang dianggap masyarakat setempat juga sebagai leluhur mereka. tidak cuma menemukan reruntuhan candi, terdapat juga serpihan pisau pula batu-batu agung yang diperkirakan adalah peninggalan era megalitikum. Penelitian seterusnya tahun ( 1967 & 1968) sukses menggali bangunan makam.

Terhadap awal penelitian kelihatan adanya batu yang ialah reruntuhan bangunan candi & di sampingnya terdapat suatu makam kuno berikut satu buah arca Syiwa yang terletak di tengah reruntuhan bangunan. bersama ditemukannya batu-batu andesit berbentuk balok, tim peneliti yang dipimpin Tjandrasamita merasa percaya bahwa di lebih kurang lokasi tersebut semula terdapat suatu candi. warga setempat lebih sering memanfaatkan balok-balok tersebut untuk batu nisan.
bersama penemuan tersebut Tim histori & Lembaga Kepurbakalaan cepat jalankan penelitian didaerah tersebut. sampai tahun 1968 penelitian tetap terjadi. Proses pemugaran Candi dimulai terhadap tahun 1974-1975 & pengerjaan rekonstruksi dilaksanakan kepada tahun 1976 yang meliputi kerangka badan, atap & patung Syiwa juga di lengkapi bersama suatu joglo museum bersama tujuan untuk dipergunakan menaruh & menginventarisir benda-benda bersejarah second peninggalan kebudayaan dari seluruhnya Kabupaten Garut. Dalam pengerjaan pemugaran terhadap tahun 1974 sudah ditemukan kembali batu candi yang yakni bagian-bagian dari kaki candi. gangguan penting rekonstruksi candi yakni batuan candi yang ditemukan cuma seputar 40 iri aslinya, maka batu ori yang dipakai merekonstruksi bangunan candi tersebut cuma kira kira 40%. Selebihnya dibuat dari adukan semen, batu koral, pasir & besi.

Candi Cangkuang ialah candi perdana dipugar, & pun buat isikan kekosongan histori antara Purnawarman & Pajajaran. Para ahli menduga bahwa Candi Cangkuang didirikan kepada abad ke-8, didasarkan terhadap tingkat kelapukan batuannya, pun kesederhanaan wujud tak( adanya relief).

0 Response to "Sejarah Riwayat Candi Cangkuang Lengkap"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel