4 Daftar Peninggalan Kerajaan Banten Yang Masih Ada

Daftar Peninggalan Peristiwa Kerajaan Banten. Banten pada awal mulanya yakni bagian dari kerajaan Demak serta mulai melepaskan diri setelah meninggalnya Sultan Trenggono dan mendirikan kerajaan Banten. Raja mula-mula yang memerintah di kerajaan Banten merupakan Sultan Hasanuddin. Kerajaan Banten mencapai puncak kejayaan pada saat masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa yakni thn 1651-1682. Kerajaan Banten resmi dihapuskan thn 1813 oleh pemerintah kolonial Inggris tapi kebenaran keberadaan kerajaan Banten masih dapat disaksikan.

Berikut ini daftar peninggalan kerajaan Banten Ialah:

Benteng Speelwijk

Benteng Speelwijk adalah salah satu peninggalan kerajaan Banten yang dibangun pada thn 1683. Benteng ini dibangun dengan tembok setinggi tiga meter sebagai benteng pertahanan dari Belanda di pantai utara Propinsi Banten. Benteng Speelwijk terletak di kampung Pamarican yang kira-kira enam ratus meter jauhnya dari kompleks Keraton Surosowan, Serang.

Danau Tasikardi

Peninggalan kerajaan Banten kemudian adalah danau Tasikardi yang terletak di desa Margasana, Serang Banten. Tasikardi yakni bahasa Sunda yang artinya danau buatan. Dengan luas yang mencapai 5 hektar bagian dasarnya dilapisi ubin batu bata. Danau ini dibuat pada masa pemerintahan panembahan Sultan Maulana Yusuf yang bertahta pada thn 1570-1580 M. Danau Tasikardi memegang peranannya ganda, merupakan menampung air dari Sungai Cibanten serta memasok air ke keraton dan warga sekitarnya.

Masjid Besar Banten

Tempat ibadah Besar Banten juga dapat dikenali dari bentuk menaranya yang serupa dengan satu buah bangunan mercusuar. Tempat ibadah ini dibangun oleh Sultan Maulana Hasanuddin (1552-1570), sultan mula-mula dari Kesultanan Banten. Tempat ibadah Akbar Banten terletak di Desa Banten Lama, tepatnya di desa Banten, sekitar 10 km sebelah utara Kota Serang. Di dalam tempat ibadah terdapat pemakaman sultan Banten serta keluarganya.

Meriam Ki Amuk

Salah satu benda peninggalan kerajaan Banten yang masih utuh yaitu meriam Ki Amuk atau dikenal juga dengan panggilan Ki Jimat. Banyak sekali pendapat dari ahli histori berkaitan asal usul meriam Ki Amuk, ada yang menyampaikan bahwa meriam Ki Amuk yaitu hadiah dari Sultan Trenggono terhadap Sunan Gunung Jati. Ada juga yang menyampaikan bahwa Meriam Ki Amuk ialah hasil rampasan perang dari belanda. Meriam ini meringankan kesultanan Banten dalam berperang melawan penjajah. Jarak tembaknya yang jauh dan suaranya yang menggelegar, menjadikan meriam Ki Amuk sebagai senjata pamungkas serta membuat para musuh lari tunggang langgang. Inilah asal mula meriam ini di sebut dengan nama meriam Ki Amuk.